Sekilas dilihat, Leo Barnett adalah seorang bocah laki-laki yang normal. Namun, yang membuat bocah asal Odiham, Hampshire ini unik adalah warna kulitnya yang berubah oranye ketika ia memakan wortel.
Bocah berusia tiga tahun tersebut diyakini adalah satu-satunya orang di Inggris yang menderita hyper-beta carotenemia.
Kondisi ini berarti tubuhnya tidak bisa mencerna karoten, yang ditemukan dalam wortel dan jeruk. Ini menyebabkan karoten menumpuk dalam tubuhnya, dan mengubah kulitnya menjadi berwarna oranye.
Ibunya Angie (40), telah dipaksa untuk membuat diet ketat pada Leo dan mengurangi semua makanan yang mengandung karoten.
Dibutuhkan waktu berbulan-bulan bagi para ahli di rumah sakit Basingstoke dan Hampshire Utara untuk mendiagnosa Leo dengan kondisi langka ini, karena mereka belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya.
Angie pertama kali mengetahui kelainan pada warna kulit Leo saat bocah tersebut berusia enam bulan.
“Dia menderita pneumonia dan kami hampir saja kehilangan dia. Ketika ia sakit, tubuhnya mulai melemah. Jika kami meninggalkannya sehari saja maka dia akan mati.” tutur Angie.
“Ginjal dan hatinya gagal, itulah mengapa kami pikir warna kuning jingga itu berasal. Kami hanya menduga itu adalah masalahnya, dan akan segera hilang, tapi sebulan kemudian dia masih berwarna oranye.” tambahnya.
Karena khawatir dengan kondisi putranya, Angie kemudian membawa Leo pada dokter keluarga, yang merujuknya ke dokter spesialis.
Bocah berusia tiga tahun tersebut diyakini adalah satu-satunya orang di Inggris yang menderita hyper-beta carotenemia.
Kondisi ini berarti tubuhnya tidak bisa mencerna karoten, yang ditemukan dalam wortel dan jeruk. Ini menyebabkan karoten menumpuk dalam tubuhnya, dan mengubah kulitnya menjadi berwarna oranye.
Ibunya Angie (40), telah dipaksa untuk membuat diet ketat pada Leo dan mengurangi semua makanan yang mengandung karoten.
Dibutuhkan waktu berbulan-bulan bagi para ahli di rumah sakit Basingstoke dan Hampshire Utara untuk mendiagnosa Leo dengan kondisi langka ini, karena mereka belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya.
Angie pertama kali mengetahui kelainan pada warna kulit Leo saat bocah tersebut berusia enam bulan.
“Dia menderita pneumonia dan kami hampir saja kehilangan dia. Ketika ia sakit, tubuhnya mulai melemah. Jika kami meninggalkannya sehari saja maka dia akan mati.” tutur Angie.
“Ginjal dan hatinya gagal, itulah mengapa kami pikir warna kuning jingga itu berasal. Kami hanya menduga itu adalah masalahnya, dan akan segera hilang, tapi sebulan kemudian dia masih berwarna oranye.” tambahnya.
Karena khawatir dengan kondisi putranya, Angie kemudian membawa Leo pada dokter keluarga, yang merujuknya ke dokter spesialis.
Karena bingung dengan kondisi aneh Leo, para petugas medis kemudian melakukan serangkaian tes darah, yang mengungkapkan bahwa bocah tersebut kehilangan enzim hati. Ini menyebabkan tubuhnya tidak dapat mengkonversi karoten menjadi vitamin A, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Jumlah karoten yang berlebihan tidak dianggap menjadi resiko kesehatan yang serius, tapi karena sistem kekebalan tubuh Leo sangat lemah, bahkan pilek bisa membunuhnya.
Inilah yang menyebabkan Leo harus mendapatkan tetesan harian vitamin A serta tablet multi-vitamin. Selain itu kondisinya memaksa Leo harus berhenti makan sayuran.
Dia juga perlu tes darah setiap enam bulan untuk memantau level Vitamin A dalam tubuhnya.
Inilah yang menyebabkan Leo harus mendapatkan tetesan harian vitamin A serta tablet multi-vitamin. Selain itu kondisinya memaksa Leo harus berhenti makan sayuran.
Dia juga perlu tes darah setiap enam bulan untuk memantau level Vitamin A dalam tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar